LAPORAN PEMERIKSAAN USAP ALAT MAKAN
Dosen : Khiki
Purnawati Kasim, S.ST., M.Kes
Mata Kuliah : PMM-A (Penyehatan Makanan dan
Minuman – A)
LAPORAN PEMERIKSAAN USAP ALAT
MAKAN
NAMA : DESMINARTI EKA SAPUTRI
NIM : PO. 71.4.221.15.1.010
TINGKAT : II.A / D.IV
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2017
A.
LATAR BELAKANG
Salah satu sumber penularan penyakit dan
penyebab terjadinya keracunanmakanan adalah makanan dan minuman yang tidak
memenuhi syarat higiene. Keadaan higiene makanan dan minuman
antara lain dipengaruhi
oleh higiene alat masak dan alat makan yang dipergunakan dalam proses penyediaan makanan dan minuman. Alat
masak dan alat makan ini perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan mikrobiologi usap alat makan meliputi pemeriksaan angka kuman.
Sanitasi alat makan dimaksudkan untuk membunuh
sel mikroba vegetatif
yang tertinggal pada permukaan alat. Agar proses sanitasi efisien maka
permukaan yang akan disanitasi sebaiknya dibersihkan dulu dengan sebaik-baiknya Pencucian dan tindakan pembersihan pada peralatan makan sangat penting
dalam rangkaian pengolahan makanan.
Menjaga kebersihan peralatan makan telah membantu mencegah terjadinya pencemaran atau kontaminasi terhadap peralatan dilakukan dengan pembersihan
peralatan yang benar. Pencucian dan
sanitasi peralatan dapur dapat dilakukan secara manual dan
mekanis dengan menggunakan mesin. Pencucian manual
maupun mekanis pada umumnya meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
-
Pembuangan
sisa makanan dan pembilasan: Sisa
makanan dibuang kemudian peralatan dibilas atau disemprot dengan air mengalir.
Tujuan tahap ini adalah menjaga agar air dalam bak-bak efisien
penggunaannya.
-
Pencucian: Pencucian dilakukan dalam bak pertama yang
berisi larutan deterjen hangat. Suhu yang digunakan berkisar antara
43°C- 49°C
(Gislen, 1983). Pada tahap ini diperlukan alat bantu sikat atau spon untuk membersihkan semua kotoran sisa
makanan atau lemak. Hal yang penting
untuk diperhatikan pada tahap ini adalah
dosis penggunaan deterjen, untuk mencegah pemborosan dan terdapatnya residu deterjen pada peralatan akibat
penggunaan deterjen yang berlebihan.
-
Pembilasan: Pembilasan
dilakukan pada bak kedua dengan menggunakan air hangat. Pembilasan dimaksud
untuk menghilangkan sisa deterjen dan kotoran. Air bilasan
sering digantikan
dan akan lebih baik jika dengan air mengalir.
-
Sanitasi
atau desinfeksi peralatan setelah pembilasan dapat
dilakukan dengan beberapa metode. Metode pertama adalah meletakkan alat pada
suatu keranjang, kemudian merendamnya di
bak ketiga yang berisi air panas bersuhu 82°C selama 2 menit atau 100oC selama 1 menit. Cara lainnya adalah dengan menggunakan bahan sanitaiser seperti
klorin dengan dosis 50 ppm dalam air
selama 2 menit kemudian ditempatkan di
tempat penirisan. Disarankan untuk sering mengganti air pada ketiga bak yang digunakan. Selain itu suhu air juga harus dicek dengan termometer yang akurat
untuk menjamin efektivitas proses pencuciannya
-
Penirisan
atau pengeringan: Setelah desinfeksi peralatan kemudian ditiriskan dan dikeringkan. Tidak diperkenankan mengeringkan
peralatan, terutama alat saji dengan
menggunakan lab atau serbet, karena
kemungkinan akan menyebabkan kontaminasi ulang. Peralatan yang sudah disanitasi juga tidak boleh dipegang sebelum
siap digunakan.
-
Desinfeksi
Peralatan: Peralatan dapur harus segera
dibersihkan dan didesinfeksi untuk mencegah
kontaminasi silang pada makanan, baik pada tahap persiapan, pengolahan, penyimpanan sementara, maupun penyajian. Diketahui bahwa peralatan dapur seperti
alat pemotong, papan pemotong, dan
alat saji merupakan sumber kontaminan potensial bagi makanan.
Frekuensi
pencucian dari alat dapur tergantung dari jenis alat yang
digunakan. Alat saji dan alat makan harus dicuci, dibilas dan disanitasi
segera setelah digunakan. Permukaan peralatan yang secara
langsung kontak dengan makanan seperti pemanggang atau open
(open listrik, kompor gas, maupun microwave) dibersihkan
paling sedikit satu kali sehari. Peralatan bantu yang tidak
secara langsung bersentuhan dengan makanan harus dibersihkan
sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya akumulasi
debu, serpihan bahan atau produk makanan, serta kotoran lainnya.
Di Indonesia peraturan telah dibuat
dalam bentuk Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan
peralatan makanan tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm2. Peranan peralatan makanan dalam pedagang makanan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari prinsip-prinsip penyehatan makanan (Food hygiene).
Setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) harus selalu dijaga
kebersihannya setiap saat digunakan. Alat makan (piring, gelas, sendok) yang
kelihatan bersih belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan, karena didalam
alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tercemar bakteri E.coli yang
menyebabkan alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tidak memenuhi
kesehatan. Untuk itu pencucian peralatan sangat penting diketahui secara
mendasar, dengan pencucian secara baik akan menghasilkan peralatan yang bersih
dan sehat pula. Dengan menjaga kebersihan peralatan makan (piring, gelas,
sendok), berarti telah membantu mencegah pencemaran atau kontaminasi makanan
yang dikonsumsi (Djajadinigrat, 1989 dalam Pohan, 2009).
B.
TUJUAN
1.
Mengetahui cara pengusapan alat makan
2.
Mengetahui angka lempeng total (ALT) pada alat makan
C.
METODE
Metode
pengusapan dengan swab
D.
ALAT DAN BAHAN
Media transport cairan buffer dalam botol. Media
transport berisi cairan pepton - botol dalam
keadaan steril.
1) Kapas lidi
steril (lidi water), yaitu lidi yang pada ujungnya di lipat kapas.
2) Sarung tangan
steril / bersih
3) Spidol huruf kecil
4) Folmulir
pengambilan untuk pemeriksaan laboratorium
5) Gunting kecil
6) Kertas
cellotape
7) Lampu spritus
8) Termos es
9) Tas pembawa
contoh
10) Buku harian
pengambilan contoh
11) Sabun
desinfektan / Alkohol
E.
TEKNIK PENGAMBILAN
Untuk
mendapatkan angka yang dapat mewakili dari seluruh alat yang diperiksa, maka
perlu pemeriksaan dari sejumlah sampel yang dapat mewakili keseluruhan.
1) Persiapkan sarung
tangan yang steril untuk memulai mengambil sampel
2) Alat
makan/masak yang akan di periksa masing-masing di ambil 4-5 buah tiap jenis yang
diambil secara acak dari tempat penyimpanan
3) Persiapkan
catatan formulir pemeriksaan dengan membagi alat makanan / masak dalam
kelompok-kelompok
4) Persiapkan lidi
steril, kemudian buka tutup bbotol dan masukkan lidi kapas steril ke dalamnya
5) Lidi kapas
steril dalam botol ditekan ke dinding botol untuk membuang airnya, baru diangkat dan diusapkan pada setiap
alat-alat yang di usapkan sampai satu kelompok selesai di usap.
6) Permukaan
tempat alat/perabot yang di usap yaitu:
Cangkir dan gelas : permukaan luar dan dalam bagian bibir
setinggi 6
mm
Sendok : permukaan bagian luar dan dalam seluruh mangkok
sendok
Garpu :
permukaan bagian luar dan dalam alat penusuk
Piring : permukaan dalam tempat makanan
diletakkan.
7) Cara melakukan
usapan :
-
Pada cangkir dan gelas dengan usapan mengeliling
bidang permukaan
-
Pada sendok dan garpu dengan usapan seluruh permukaan
luar dan dalam
-
Pada piring dengan 2 usapan pada permukaan tempat
makanan dengan menyilang siku- siku antara usapan yang satu dengan garis usapan
ke dua.
8) Setiap bidang
permukaan yang di usap dilakukan 3 kali berturut-turut, dan satu lidi kapas di
gunakan untuk satu kelompok alat makan yang diperiksa
9) Pada peralatan
masak, setiap usapan seluas 8 inchi persegi atau 50 cm2 di lakukan 3
kali berturut-turut dianggap satu kelompok setelah dilakukan luas permukaan
sebanyak 5 kali 8 inchi persegi
10) Setiap hasil
mengusap 1 alat dari satu kelompok selalu di masukkan ke dalam botol cairan di
putar-putar dan di tekan ke dinding, demikian di lakukan berlulang-ulang sampai
semua kelompok diambil usapnya
11) Pada usapan
peralatan makan setiap usapan alat harus mencapai luas sekitar 8 inchi persegi
atau 50 cm2 dan di lakukan 5 kali (tempat) sehingga cukup mencapai
luas 40 inchi atau 256 cm2 (1 inchi persegi = 0,4 cm2)
12) Setiap satu
kelompok menggunakan 1 lidi kapas sebab yang di usapkan dengan cara seperti
pada butir no. 11 diatas
13) Setelah semua
kelompok alat makanan atau luas permukaan peralatan masak diusap, kapas lidi di
masukkan ke dalam botol, lidinya di patahkan atau digunting, dan bibir botol
dipanaskan dengan api spiritus baru di tutup dengan kapas.
14) Tempelkan
kertas cellotape yang telah di persediakan, tulis etiket dengan spidol
menyatakan nama alat dan tempat yang di ambil sampelnya di beri nomor (kode)
sesuai dengan lembar/formulir.
15) Kirimkan segera
kelaboratorium dengan suhu dingin untuk diperiksa. Bila tidak di kirim segera,
disimpan dalam tempat penyimpanan dingin.
F.
PEMERIKSAAN ANGKA LEMPENGAN TOTAL
Alat dan bahan
1) Medium Nutien
Agar
2) Larutan
pengencer / NaCl 0,9 %
3) Petridsh steril
4 buah masing-masing pemeriksaan
4) Pipet steril
masing-masing 2 buah
5) Lampu spiritus
/ bunsen
6) Korek api
7) Tabung reaksi
masing- masing 4 buah Rak kayu
Cara kerja :
1) Siapkan larutan
pengencer NaCl 0,9 % sebanyak masing-masing 4 tabung dan 4 buah pertidsh yang
di beri kode 10-1,10-2, dan kontrol.
2) Ambil 1 ml
larutan pengencer NaCl steril dengan kode kontrol dan masukkan ke dalam
pertidsh yang juga berkode kontrol.
3) Ambil 1 ml
sampel dengan pipet steril dan masukkan ke dalam tabung reaksi dengan kode 10-1
pipet lepas dan tidak boleh di tutup.
4) Pipet 1 ml dari
tabung 10-1 dan masukkan ke dalam pertidsh yang berkode 10-1
dan 1 ml sisanya ke tabung 10-2 pipet lepas sebanyak 25 kali atau
berkali-kali
5) Tuagi petridish
yang berisi sampel dengan Nutrien agar 55o C – 56o c
sebanyak ± 15 ml
6) Di
goyang-goyang agar rata dan dibiarkan beku
7) Masukkan
petridsh di dalam inkuator untuk di eramkan dan petridish di balik dengan suhu
37o C selama 1 x 24 jam
Rumus ALT = (101 – C) x 10
+ (102 – C) x 100
2
G.
HASIL
Formulir pengambilan
Nama pengambil
: Desminarti Eka Saputri
Irmayanti faisal
Alamat pengambil
: Jalan Wijaya Kusuma 1 No. 2
Jenis sampel
: a.
Gelas 4 buah
b.
piring 4 buah
Nama pemilik
: rumah makan
aspuri
Alamat pengambilan : Jl. Wijaya Kusuma 1
Instansi pemeriksa : Politeknik Kesehatan Makassar jurusan Kesehatan
Lingkungan,
laboratorium mikrobiologi
Alamat instansi pemeriksa : Jl. Wijaya Kusuma 1
27 April 2017
........................
NO.
|
ALAT MAKAN
|
Angka Lempeng Total (ALT)
(Koloni/cm2)
|
1.
|
Piring
|
3
|
2.
|
Gelas
|
3,185
|
H.
ANALISA HASIL
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum usap alat makan dan
perhitungan ALT, ditemukan 3 koloni/cm2 pada piring sedangkan pada
gelas lebih banyak yaitu 3.185 koloni/cm2.
Dari hasil diatas jumlah koloni bakteri pada gelas lebih banyak. Hal ini di
pengaruhi dari beberapa faktor, berdasarkan pengamatan kami hal ini disebabkan
karena pada saat pengambilan sampel atau sebelum pengusapan gelas di cuci
terlebih dahulu dan tidak melalui proses penirisan dan pengeringan dengan benar
dan jumlah koloni yang perbandingannya sangat tinggi antara gelas dan piring
karena Tekstur masing-masing alat makan ini berbeda sehingga berpengaruh
terhadap pertumbuhan mikroorganisme.
Pada sampel piring sudah dilakukan proses
pencucian dan pengeringan namun masih didapatkan mikroorganisme pada alat makan
tersebut menurut kami ini di sebabkan karena proses penyimpanan yang kurang
tepat, tempat penyimpanan piring di Asrama putri kesehatan lingkungan tempatnya
terbuka dan dekat dengan pintu sehingga besar kemungkinan terjadinya kontak
dengan kuman di udara. Selain itu adanya bakteri atau mikroorganisme pada alat
makan dipengaruhi juga dari jenis alat penggosok yang digunakan misalnya dari
sabut atau zat pembuang bau seperti abu gosok, arang atau jeruk nipis. Tekstur
masing-masing alat makan ini berbeda sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan
mikroorganisme.
Jumlah koloni bakteri atau mikroorganisme
pada gelas dan piring di pengaruhi beberapa faktor yaitu, Pencucian, penirisan
dan pengeringan dan penyimpanan. Akibat kontaminasi bakteri terhadap alat makan akan mempengaruhi kesehatan
meskipun pada dasarnya tidak berhubungan langsung dengan makanan. Akan tetapi,
persyaratan higiene dan sanitasi makanan salah satunya ditentukan oleh
peralatan makanan.
I.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang di dapatkan jumlah koloni/cm2 dari sampel
piring dan gelas tidak memenuhi syarat
atau melebihi ambang batas karenaberdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011, bahwa untuk persyaratan peralatan
makanan tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm2.
Dalam proses pencucian harus melalui 6 teknik (scraping, flushing dan
soaking, washing, rising, dan toweling) dengan benar.
DAFTAR
PUSTAKA
https://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/02/sanitasi-alat-makan.html?m=0
, diakses pada 01/05/2017
http://blogekawahyuni.blogspot.co.id/2015/07/laporan-usap-alat-makan-di-lesehan.html
,diakses pada 01/05/2017
http://www.indonesian-publichealth.com/angka-kuman-peralatan-makanan/
, diakses pada 06/05/2017
Komentar
Posting Komentar