Pemeriksaan Logam Berat Arsen (As) dan Timbal (Pb) di dalam makanan



Dosen                   : Khiki Purnawati Kasim, SST., M.Kes
Mata Kuliah        : PMM-A  


Pemeriksaan Logam Berat Arsen (As) dan Timbal (Pb)  di dalam makanan





Nama          : Desminarti Eka Saputri
NIM            : PO. 71.4.221.15.1.010
Prodi          : D.IV / II.a


KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2017




Pemeriksaan Kadar Timbal  (Pb) pada Makanan


A.    Dasar Teori
Penyakit melalui makanan (food borne disease) dapat berasal dari berbagai sumber yaitu organisme patogen, dari bahan kimia seperti racun alami, logam berat, pestisida, dan bahan tambahan lainnya. Dari berbagai kelompok bahan kimia tersebut, logam berat merupakan yang paling berbahaya dikarenakan bisa bersifat akumulatig dan karsinogenik dalam tubuh. Logam berat yang biasanya mencemari makanan adalah timbal (Pb).
Pencemaran lingkungan oleh timbal kebanyakan berasal dari aktifitas manusia yang mengekstraksi dan mengeksploitasi logam tersebut. Timbal merupakan logam yang sangat beracun terutama terhadap anak-anak secara alami di temukan pada tanah. Timbal tidak berbau dan tidak berasa. Timbal dapat bereaksi dengan senyawa lain membentuk senyawa-senyawa timbal, baik senyawa-senyawa organik seperti timbal oksida (PbO), timbal klorida (PbCl2) dan lain-lain. Sumber potensial pajanan timbal dapat bervariasi di berbagai lokasi. Manusia menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan. Salah satu penyebab kehadiran timbal adalah pencemaran udara. Yaitu akibat kegiatan transportasi darat yang menghasilkan bahan pencemar seperti gas CO2, NOx, hidrokarbon, SO2,dan tetraethyl lead, yang merupakan bahan logam timah hitam (timbal) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar berkualitas rendah untuk menurunkan nilai oktan.
Kontaminasi timbal (Pb) dalam makanan dengan konsentrasi yang melebihi batas aman yang telah ditentukan dapat menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan. Paparan kronis timbal pada orang dewasa mengakibatkan hipertensi, anemia dan enselopati.

B.    Tujuan
Mengetahui kadar Timbal (Pb) pada makanan

C.    Metode
Metode yang digunan dalam pemeriksaan Pb adalah Spektrofotometri

D.    Alat dan bahan
1.    Alat
a.     Timbangan analitik
b.    Mortal & pestel
c.     Spectroquant
d.    Kuvet
e.     Beacker glass 80 ml
f.      Botol sampel 5 ml
g.    Sendok
h.    Aluminium foil

2.    Bahan
a.     Sampel ( sate )
b.    Aquades
c.     Reagen Pb

E.    Prosedur kerja

1)   Sediakan alat dan bahan
2)   Potong aluminium foil secukupnya letakkan di atas timbangan analitik
3)   Timbang sampel sate sebanyak 10 gr
4)   Pindahkan sampel beacker glass 80 ml
5)   Masukkan kedalam mortal lalu tumbuk dengan pestle sampai terlihat sedikit halus
6)   Pindahkan ke beacker glass
7)    Tambahkan aquades sampai 50 ml
8)    Setelah itu tuangkan ke botol  sampel sebanyak 5 ml
9)   Tambahkan reagen Pb sebanyak 3 tetes lalu homogenkan
10)        Pindahkan sampel ke kuvet dan masukkan kedalam alat Spectroquant
11)        Lihat hasilnya

F.    Hasil

Nama pengambil      : Uswatun Hasanah
Sampel                       : Sate daging sapi
Tempat pengambilan : Sudiang
Hari/ tanggal             : Minggu, 2 April 2017
Pukul                          : 17.00 Wita

Hasil   :
Berdasarkan hasil yang di dapatkan adalah
0,988 mg/l  x  5 (pengenceran) =  4,94 mg/l

G.    Analisa hasil

Hasil yang di dapatkan jumlah kandungan Pb pada sampel sate adalah 4,94 mg/l , dari hasil tersebut berarti sate yang di ambil sebagai sampel melebihi ambang batas cemaran Pb yang telah di tetapkan  Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM) nomor HK.00.06.1.52.4011 dengan kategori daging dan hasil olahannya 1,0 mg/kg.  Tingginya kandungan Pb yang terdapat pada sampel sate yang dijual di salah satu tempat di  tengah Kota Makassar dipicu oleh polusi udara yang berasal dari emisi gas pembuangan kendaraan bermotor yang mencemari udara sekitar dikarenakan tempat penjualan yang berada di pinggir jalan dengan tempatnya yang terbuka dan hanya diberi sedikit penghalang atau pelindung yang memungkinkan terjadinya kontaminasi udara dan debu. Sumber lain adalah dari hasil pembakaran dengan arang dan juga peralatan masak khususnya yang digunakan untuk memasak dan menyajikan makanan. Jika dikonsumsi jangka panjang maka akan mengganggu kesehatan.

H.   Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan kandungan Pb pada sate 4,94 mg/l melebihi ambang batas pencemaran untuk kategori daging dan hasil olahannya 1,0 mg/kg.

Pemeriksaan Kadar Arsen (As) pada Makanan

A.    Dasar Teori

Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang sering diklasifikasikan sebagai logam, Tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang membentuk kation, Arsen (As) dialam berbentuk anion, seperti H2AsO4 (Ismunandar, 2004). Arsen (As) tidak rusak oleh lingkungan, hanya berpindah menuju air atau tanah yang dibawa oleh debu, hujan, atau awan. Beberapa senyawa Arsen (As) tidak bisa larut di perairan dan akhirnya akan mengendap di sedimen. Senyawa arsen pada awalnya digunakan sebagai pestisida dan hibrisida, sebelum senyawa organic ditemukan, dan sebagai pengawet kayu (Copper Chromated Arsenic (CCA)).
Arsen (As) dialam ditemukan berupa mineral, antara lain arsenopirit, nikolit, orpiment, enargit, dan lain-lain. Demi keperluan industry mineral, Arsen (As) dipanaskan terlebih dahulu sehingga As berkondensasi menjadi bentuk padat.
Arsen (As) berasal dari kerak bumi yang bila dilepaskan ke udara sebagai hasil sampingan dari aktivitas peleburuan bijih baruan, Arsen (As) dalam tanah berupa bijih, yaitu arsenopirit dan orpiment, yang pada akhirnya bisa mencemari air tanah. Arsen (As) merupakan unsur kerak bumi yang berjumah besar, yaitu menempati urutan keduapuluh dari unsure kerak bumi, sehingga sangat besar kemungkinannya mencemari air tanah dan air minum. Jutaan manusia bisa terpapar Arsen (As), seperti yang pernah terjadi di Bangladesh, India, Cina. Semua batuan mengandung Arsen (As) 1-5 ppm. Kosentrasi yang lebih tinggi ditemukan pada batuan beku dan sedimen. Tanah hasil pelapukan batuan biasanya mengandung Arsen (As) sebesar 0,1–40 ppm dengan rata-rata 5-6 ppm.

B.    Tujuan

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan berapa kadar Arsen (As) pada makanan

C.    Metode

Metode yang digunan dalam pemeriksaan Arsen adalah Kolorimetri

D.    Alat dan bahan
1.    Alat
a.     Erlenmeyer
b.    Arsenict Test
c.     Mortal dan pastel
d.    Timbangan analitik
e.     Gelas ukur
f.      beacker glass 80 ml
g.    botol sample 5 ml

2.    Bahan
a.     Sampel  (udang)
b.    Aquades

E.    Prosedur kerja

1)   Sediakan alat dan bahan
2)   Potong aluminium foil secukupnya letakkan di atas timbangan analitik
3)   Timbang sampel udang sebanyak 10 gr
4)   Pindahkan sampel ke beacker glass 80 ml
5)   Masukkan kedalam mortal lalu tumbuk dengan pestle sampai terlihat sedikit halus
6)   Pindahkan ke beacker glass
7)    Tambahkan aquades sampai 50 ml
8)    Setelah itu tuangkan ke botol  sampel sebanyak 5 ml
9)   Pindahkan ke botol arsenic test
10)  Tambahkan reagen arsen 1 dan 2 masing-masing 1 sendok, lalu homogenkan
11)  Masukkan kertas arsenic test, kertas tidak boleh kontak langsung dengan air sampel 
12) Tunggu hingga 20 menit
13)  Amati perubahannya dan bandingkan dengan indikator perubahan warna

F.    Hasil

Nama pengambil      : Uswatun Hasanah
Sampel                       : Udang  mentah
Tempat pengambilan : Pasar Maricayya
Hari/ tanggal             : Minggu, 2 April 2017
Pukul                          : 17.00 Wita

Hasil   :
Kadar arsen pada udang mentah adalah 0. Karena  kertas arsenic test tidak mengalami perubahan warna

G.    Analisa hasil
Berdasarkan hasil yang didapatkan tidak ada kadar Arsen yang terkandung pada udang mentah,  itu artinya pangan tersebut masih bisa di konsumsi karena tidak melebihi ambang batas pencemaran berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM) nomor HK.00.06.1.52.4011  untuk kategori udang dan krustasea lainnya  adalah 1,0 mg/kg. Berarti kawasan perairan atau laut tempat berkembangnya udang belum terpapar pencemaran yang mengandung kadar arsen tinggi.


H.   Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan kandungan Arsen  pada udang 0 tidak melebihi  standar pencemaran berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM) nomor HK.00.06.1.52.4011  untuk kategori udang dan krustasea lainnya  adalah 1,0 mg/kg.





Komentar

  1. Sangat bermanfaat postingannya. Lanjutkan

    BalasHapus
  2. Faktor lingkungan spesifik yg memungkinkan terdapat arsen dan pb pada makanan yg kamu periksa itu apa??

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya ibu, faktor lingkungan spesifik yang menyebabkan terdapat kandungan arsen dan pb karna adanya sumber paparan seperti untuk pB adanya debu , emisi gas dan pencemaran udara lainnya yang banyak terdapat di tempat terbuka dan banyak kendaraan. Sedangkan untuk Arsen, kandungan Arsen yang tinggi biasanya di pengaruhi oleh lingkungan yang sudah terjadi pencemaran kadar Arsen yang sangat tinggi sehingga akan mempengaruhi kehidupan biologis lainnya.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PEMERIKSAAN USAP ALAT MAKAN